Hidup manusia memang penuh liku dan cobaan.
Semuanya sudah menjadi titah hidup yang telah lama tertulis jauh sebelum
manusia itu diciptakan. Tapi tekadang manusia tidak menyadari hal itu. Manusia
sering menyesali hal yang tidak perlu disesali, merasa rugi padahal dia tidak
kehilangan apa-apa, merasa senang, gembira, bahkan bisa lebih dari itu, padahal
yang ia genggam hanya sementara. Kebodohan manusia yang terbesar adalah LUPA
UNTUK APA IA DICIPTAKAN!!!"Cuti Setahun". Banyak orang yang bilang,
"kamu kehilangan banyak kesempatan, rugi umur, dsb". Padahal bukan
dia yang memberi saya rizki, usia, ilmu, dll. Semua ada di tangan Sang Agung
yang telah mewujudkan saya ke bumi ini. Mereka terlalu berfikiran sempit.
Padahal ketika satu pintu tertutp masih ada ribuan pintu yang bisa dibuka. Bumi
Allah luas, dan hikmah bisa kita temukan di mana saja, selagi akal sehat kita
mau kita gunakan untuk menerkanya. as-Saaqii Baaqii wal maula la yazal
yu'thii....Jadi tidak ada yang perlu disesali bukan. Karena penyesalan
hanya untuk orang yang tidak yakin kepda Tuhan-nya!
Sebenarnya ingin sekali saya bertanya kepda
orang2 yang menjustifikasi bahwa pilihan saya salah. Dan atas dasar apa mereka
mengatakan saya rugi umur. Apakah hanya masalah keterlambatan menyelesaikan
studi mereka berkata saya rugi umur?? Padahal, selama manusia mau mengisi
hidupnya dengan terus menambah ilmu, memperkuat iman, dan memperbanyak amal,
hidupnya tidak akan sia-sia. Bukankah di tempat lain hal itu juga bisa
dilakukan...??
Penentuan rugi atau beruntungnya manusia
bukan sekarang, Tapi nanti, ketika manusia berhadapan langsung dengan Rabb-nya,
lalu ditanya 4 perkara : tentang usianya, untuk apa ia habiskan? tantang masa
mudanya untuk apa ia lewatkan? tentang hartanya, darimana ia dapat? dan kemana
ia infaqkan?. Karena ketika itu baru hakikat akan terungkap.
Jangan terlalu mudah menjustifikasi suatu
hal kalau belum tau hakikat sebenarnya. Lebih baik berhusnudzon, karena kita
tidak pernah bisa tau apa yang terbaik untuk orang lain. Mungkin boleh Anda
memberi masukan, dan itu sangat baik, tapi Anda tidak bisa memaksakan, karena
saya bukan Anda dan bukan Dia. Sekilas kita sejenis, tapi hakikatnya berbeda.
Tapi saya tidak lupa mengucapkan terima
kasih, kepada semua teman-teman yang sudah mencurahkan perhatianya kepada saya
khususnya. Sangat sulit zaman sekarang mencari teman seperti Anda yang mau
berteman apa adanya.
Semoga kita bisa bertemu dan berkumpul
kembali, dan bukan hanya di dunia tapi juga di Firdaus al-a'la bersama kekasih
tercinta Muhammad SAW.....................amin





No comments:
Post a Comment