Entah
dari mana aku harus memulai cerita ini. Rasanya sudah banyak sekali fase – fase
yang terlewat tanpa goresan tangan yang membuatnya abadi. Namun sebelum Januari 2017 ini berakhir, apapun yang telah terjadi,
aku ingin memulainya kembali dengan rasa syukur yang mendalam atas segalanya
yang telah Ia anugerahkan kepadaku. Begitu sempurna semuanya Ia uraikan dalam
detik, menit bahkan hari yang aku jalani. Semua alur yang dibuat sangat indah
dalam balutan suka dan duka. Yaa, mungkin selama ini aku lupa akan karunia-Nya. Aku terbuai dalam hiasan tanpa
sadar akan hakikat.
17
September 2016. Sudah empat bulan lebih aku menjalani satu fase berbeda dalam
kehidupan, dimana aku menjalaninya dengan seorang hawa. Hawa yang Ia titipkan
kepadaku untuk aku selalu menjaganya, menyayanginya dan mengasihinya. Dan yang lebih
indah dari itu, ia sedang menjaga benih atas kesepakatan cinta kita karena
Allah. Benih yang akan menjadikan sepasang insan bergelar Ayah dan Ibu. Alhamdulillah.
Berkaca
pada perjalanan waktu, hari demi hari aku merasakan, setiap sang surya terbit
dari ufuk timur hakikatnya manusia adalah kertas putih yang siap digores dengan
untaian sejarah. Pagi demi pagi, selama jantung masih berdetak adalah
kesempatan yang diberikan oleh-Nya untuk manusia tersebut menjadikan dirinya
ia, dia, atau mereka. Manusia punya kesempatan yang sama untuk merubah masa
lalu dan masa depannya, yang semua itu dimulai saat ia terjaga di pagi hari.
Kadang
manusia seperti aku sering terlupa akan hikmah – hikmah yang selalu datang
tanpa ada renungan. Menjadi angkuh atas pencapaian, terpuruk atas kegagalan,
bahkan terjerembab dalam nista dan kepalsuan, semua merupakan pilihan – pilihan
yang semua manusia punya kesempatan yang sama dalam menentukannya.
4
bulan 2 minggu, usia kandungan istriku sekarang. Adalah keagungan-Nya yang
telah menciptakan cinta kasih diantara kami. Kadang aku berfikir akan apa
sebenarnya yang dapat menyatukan kita. Ibarat dua alam, kami datang dari dua dunia
yang sama sekali berbeda yang atas kuasa-Nya, pertemuan dan persatuan itu
terwujud. Aneh, tapi indah. Semua yang terjadi sangat sulit untuk direfleksikan
dengan kata – kata. Saat memori otak mulai merekam, semua file yang ada
terbungkam dalam pesona keindahan sebuah penciptaan yang Maha sempurna.
Aku tidak
ingin banyak berkata – kata di akhir permulaan ini. Hanya rasa syukur dan pesan
akan sabar yang ingin kuungkap. Aku masih merasa bermimpi dalam nyata, waktu
begitu cepat merangkai semuanya yang sebelumnya aku merasa ia berhenti. Apapun akhirnya,
syukur atas perjalanan inilah yang harus aku jaga sampai berhenti.
With
a lots of love, my lovely Sagitarius – Vera Rahmawati.





No comments:
Post a Comment