Bulan Juni baru saja beranjak, kepergiannya yang terasa
begitu singkat cukup memberikan bekas memori dalam hidup gue. Sebelum memori
itu hilang bersama waktu yang terus bergulir, gue mau sedikit mengabadikannya
dalam bentuk coretan singkat.
Juni tahun ini
bisa dibilang spesial buat gue, bertepatan dengan bertambahnya umur gue
di bulan ini, Juni juga mengajarkan gue banyak hal tentang kehidupan, cinta dan
persahabatan. Segala apa yang ada di dalamnya mengajak gue untuk lebih banyak
bersyukur dan menghargai hidup tidak hanya sebatas jalan yang harus ditapaki
langkah demi langkah, tapi lebih kepada anugerah yang harus dijaga segala
kebaikan yang ada di dalamnya. Menebar senyum adalah inti dari segala
pencapaiannya.
Gue belajar bahwa untuk bisa menghargai hidup, kita
jangan melulu melihat dari sisi dimana kita berdiri. Memahami posisi orang lain
dan menjaga hati mereka untuk tidak tersakiti karena kita itu merupakan
penghargaan kita atas hidup yang diberikan. Sehingga dalam melangkah kita tidak
hanya berpikir bagaimana caranya agar kita tidak menginjak duri, tapi lebih
kepada usaha bagaimana jalanan ini nyaman untuk siapa saja yang melangkah.
Gak bisa dipungkiri, dalam hidup gue juga sering merasa
bahwa hidup yang gue jalani terasa kurang adil, merasa nasib kurang berpihak,
dan selalu saja kesedihan yang mengetuk pintu hari demi hari. Tapi jika mau
sedikit merenungi, ketidakadilan yang kita rasakan adalah keadilan-Nya yang
harus dijalani dan disyukuri. Selalu berbaik sangka pada setiap alurnya, maka akan
ada kebahagiaan-kebahagiaan sederhana yang kerap luput dari kesadaran kita.
Cukup dengan banyak bersyukur, maka setiap kesulitan akan terasa lebih ringan
dijalani.
Belum lama ini ada yang nanya ke gue tentang defenisi
cinta menurut gue. Cukup bingung sih gue jawabnya, karena sudah terlalu banyak
pujangga yang mengeja artinya tapi masih saja cinta itu berwujud abstrak tanpa
pola. Orang-orang begitu mudah mengatakan cinta, padahal dia sendiri masih
bingung, sejauh apa ia mincintai, bagaimana ia mencinta, dan konsekuensi apa
yang akan didapat dan harus dipenuhi ketika sudah mengatakan cinta. Tapi
menurut gue, cinta itu sebenarnya sederahana. Ia adalah interpretasi dari
ketulusan hati untuk menyayangi, mengasihi dan menjaga. Ketika seseorang sudah
melakukan semuanya dengan tulus dari hati, maka cintanya tidak akan pernah
bertepuk sebelah tangan, karena setiap yang dari hati akan sampai ke hati.
Tapi ada yang perlu diperhatikan jika ingin mencintai
seseorang sebagai kekasih, cintailah ia pada waktu dan posisi yang tepat.
Mencintalah ketika mulut sudah berikrar mengucap janji sehidup semati dalam
ikatan suci. Mencinta sebelum waktunya hanya akan menemukan banyak rintangan,
jika berhasil melewati beruntunglah. Tapi jika tidak, hati akan tersakiti oleh
cinta yang dipaksa pergi. Keduanya akan merasakan sakit, tapi lebih sakit dia
yang memutuskan untuk pergi, karena ia harus mematikan rasa untuk orang yang ia
cintai.
Selain kehidupan dan cinta, Juni juga mengajarkan gue
lebih dalam tentang arti sebuah persahabatan. Juni mengajarkan, bahwa
sebaik-baik tempat kembali saat persoalan hidup dan cinta kurang berpihak
adalah sahabat. Sahabat adalah orang yang selalu siap menampung keluh kesah
kita akan cerita hidup, berbagi bersama dan menertawakannya sebagai lelucon
hangat musim semi. Ia lebih dari sekedar teman biasa, karena ketika kita
memutuskan untuk menjalin sebuah persahabatan, kita tidak hanya sepakat untuk
berbagi tawa, tapi juga berbagi sedih serta derita lalu mencari jalan keluarnya
bersama. Kalaupun jalan keluar tidak bisa ditemukan seketika, paling tidak
berbagi dengan sahabat cukup meringankan sesak di dada. Kita ada untuk sahabat,
sahabatpun selalu ada untuk kita.
Bulan Juni kali ini juga spesial, karena di tahun ini
gue dapet kado spesial dari sahabat gue, setelah sekian lama gue gak nerima
kado ulang tahun. Hehe… Dia bilang ke
gue waktu ngasih kado itu, “Fik, ini kado dari gue khusus buat elo. Ini hasil
karya gue sendiri lho, semua harapan elo ada di sini. Tapi ini gue simpen dulu,
nanti kalau elo balik, lo harus ambil sendri ke rumah gue… hehe,” yap,
berhubung gue masih di Yaman dan yang ngasih gue kado ada di Indo, jadi yang
gue terima baru fotonya aja.
Dia buatin gue 100 bintang yang ditaruh di toples.
Katanya sih, dulu dia suka melihat bintang dari beranda rumah bersama kakeknya,
terus kakenya bilang, ‘kalau punya harapan, lihat bintang di atas. Gantungkan
harapan di sana. Bintang itu dekat sama Allah. Nanti isyaa Allah, Allah
dengerin harapan kita…’
Lalu dia nanya ke kakeknya, “kan bintang jauh. Kalau
nanti bintang gak ada berarti gak bisa gantungin harapan lagi dong?”
Kakeknya menjawab, “bikin aja bintang sendiri, 100,
500, 1000, nanti tulis harapannya di sana sebanyak-banyaknya. Terus bintangnya
simpan di botol atau ditempel di plafon kamar. Kan bintangnya jadi deket tuh.”
Kakeknya juga bilang bahwa lewat bintang dan harapan
itu terngantung lampion doa kepada Allah. Walaupun disimpan di toples atau
botol, tetap saja itu bintang harapan yang in syaa Allah akan didengar oleh
Allah Swt. Tetapi meski begitu jangan lupa untuk terus berdoa kepada-Nya.
Kakeknya juga menjelaskan kenapa harus bintang adalah,
karena harapan yang tertanam dalam hati itu sama dengan mimpi, dan mimpi lebih
sering di malam hari saat kita tertidur. Sedangkan malam itu temannya bulan dan
bintang, berhubung bulan cuma satu, maka lebih baik bintang, dengan begitu bisa
lebih menggantungkan banyak harapan.
Mulai sekarang berharaplah yang terbaik untuk
kehidupan, cinta dan persahabatan. Setiap orang punya masa lalu, setiap orang
punya sejarah luka dan setiap orang pernah punya salah. Tetapi bukan berarti
kesempatan untuk meraih kebahagiaan terbaik menjadi berkurang, karena masa
depan yang cerah tidak pernah menyuruh kita membawa masa lalu yang kusam
kepadanya. Bahkan ketika kita memutuskan untuk bahagia di masa depan, kita
harus membuang jauh-jauh masa lalu kita, tetap fokus menatap langkah ke depan,
pun jika harus menoleh kebelakang, jadikanlah ia pelajaran yang menguatkan kaki
untuk terus melangkah tanpa henti. Gantungkan bintang harapan
sebanyak-banyaknya, dan berharaplah yang terbaik untuk orang-orang yang kita
sayangi.






Ooh, jad gitu ya? baru tau nih. *bikin bintang ahh*
ReplyDeletehihihi.... katanya sih gitu mbak..... yaaah, jadiin wasilah aja gpp ko...
ReplyDelete