Gw
ga tau harus mulai dari mana. Yang jelas saat ini gw ga abis pikir melihat
karakter bangsa Indonesia yang menurut gw semakin lama semakin ga jelas. Mau
dibawa kemana bangsa ini oleh pemimpin-pemimpin kita, oleh para public
figure kita, oleh siapa saja yang sedang berada diatas yang sedang ongkang-ongkang kaki diatas kursi
kekuasaan.
Mungkin
karena kita tidak tahu sampai saat ini sebenarnya siapa yang harus disalahkan,
atau karena kita semua merasa benar dan orang lainlah yang salah makanya sampai
saat ini bangsa kita masih bisa dibilang belum berkembang dan masih terjajah.
Mungkin secara fisik tidak, tapi dari segi moral, pemikiran, gaya hidup dan ekonomi,
kita terjajah.
Atau
mungkin karena orang sekarang sudah salah menempatkan diri, dimana seharusnya
dia berada, berkecimpung dan berbuat untuk bangsa ini sehingga yang terjadi
ibarat kata montir disuruh mengobati orang sakit ya tidak sembuh sembuh, dan
hal ini merembet hampir ke semua bidang yang mana pada akhirnya semua aspek
kehidupan menjadi tidak original. Dan itu diamini oleh kebanyakan masyarakat
Indonesia.
Contoh
kecil Ustadz, di Indonesia ustadz yang
KW alias palsu alias ga original, ini
lebih digemari dari pada ustadz yang benar-benar ikhlas dan memang
kompeten bidangya.
Pernah
waktu Ramadhan di rumah, kebetulan habis sholat subuh gw ga langsung tidur tapi
gw masih mencet-mencet remote sambil nyari acara televisi yang asik.
Tiba-tiba pas gw flick remote gw, yang muncul adalah sosok laki-laki, pakai
busana muslim menor, ngomong depan penontonya yang mayoritas
ibu-ibu,”jamaa…aa…ah! Alhamdu..lillah!”, gw rasa harusnya itu di mixing karena.
Dan ketika itu gw langsung berfikir. Ini acara apa? Tausiah tapi ko ustadnya
kayak Sailor Moon yang akan mengeluarkan kekuatan bulanya. Dalem
hati,”salah gaul ni ustadz”.
Habis
itu gw coba tonton beberapa menit, sebelum akhirnya gw ilfeel trus
muntah paku. (Lho disantet dong!). Dan ternyata, inti dari omonganya dia bisa
bikin penontonya ketawa, walaupun tindakanya konyol dan ga sesuai dengan label
ustadznya. Dalem hati, “lo mau ceramah, apa mau stand up?”. Dan menurut gw itu
acara tv nomer 1 yang paling ga original. Karena ga ada sama sekali pesan yang
tersampaikan. Mau dibilang tausiah, tapi intinya dia bisa ngelucu. Mau dibilang
acara komedi, tapi dibungkus pake tausiah udah gitu garing.
Belum lagi ada Ustadz Cinta. Terus terang gw
ga paham korelasi antara kata “ustadz” dengan kata “Cinta”. Kalau lw belum liat
acara tv-nya yang ada dipikiran lw, sosok ustadz tersebut ga jauh dari laki-laki,
karena dia ustadz, kalau perempuan ustadzah pastinya. Memakai baju putih-putih
dengan bulu-bulu angsa, tapi kali ini keteknya terbuka dan di kepalanya memakai
peci berbentuk mahkota. Membawa tongkat kecil yang di ujungnya ada bintang dan
dia bersayap persis peri yang turun dari langit di iklan Axe. Lalu setiap
acaranya dimulai sambil menghadap kesamping, mata kedap-kedip ke kamera, mulut
mencibir-cibir tidak jelas, dan dengan keadaan seperti itu ia tetap memaksakan
untuk berkata,”pemirsaaahh…akuuhh…adalahhh…ustadz chintaah…si penyebar virus
antrax!”
Tapi
untungnya tidak seburuk itu, acara tv ustadz cinta ini adalah acara ajang
pencarian jodoh. Yang mana setelah sang pencari jodoh menemukan pasanganya,
barulah ustadz Cinta tersebut muncul… jeng… jeng…jeng… “Pemirsaaaah… Allah SWT
berfirman…”
Yah,
walaupun tidak buruk, tetap aja menurut gw acara tv itu aneh, karena mayoritas
wanita yang hadir atau jadi peserta belahan dadanya terbuka. Lalu dihadirkan
Ustadz Cinta di tengah-tengah belahan dada (Lho dia ustadz apa liliput?). Mau dibawa
kemana sebenarnya penonton acara tersebut. Apa mungkin maksudnya biar pada
tobat gitu?
Karena
dengan konsep acara seperti itu, maka ada tiga kemungkinan yang akan terjadi,
positif, setengah positif setengah negatif dan negatif. Positifnya penonton
akan matiin tv, ambil air wudhu, trus sholat tobat. Setengah setengahnya, itu
adalah kemungkintan yang positif, cuma bedanya, setelah sholat tobat karena
nanggung dia nonton lagi. Dan negatifnya, penonton akan berfikiran, “ah,
melihat belahan dada itu ga papa. Itu buktinya ustadznya juga nikmatin ko”.
Wew…!
Akhirnya
muak dengan acara tersebut, gw flick remote gw dan yang muncul malah,”
jamaaa…aaa…hhh! Alhamduu…lillah”.(gubrak)
Dan
masih banyak lagi, spesies Ustadz-ustadz alay yang membuat jalan pikiran kita
makin kacau, ada ustadz pantunlah, ustadz sulaplah, ustadz minta pulsa. (Oh,
kalau yang itu mungkin sms hoax). Untung Ariel peterpan ga ikutan jadi uztadz
juga sekeluarnya dari penjara, karena yang ada ustadz malah bikin band melihat posisinya
diambil vokalis.
Dari
ustadz, gw mau ngajak lw ngomongin pemerintah kita. Pemerintah kita sekarang
juga udah ga original. Karena kita sekarang udah ga bisa bedain lagi mana yang
pantas untuk duduk memerintah mana yang pantasnya hanya giling cabe di pasar.
Semakin zaman kita hanya akan dipimpin oleh orang-orang bodoh berdasi.
Sedangkan yang memang berkompeten, bersama kita menonton karena tidak punya
uang.
Menurut
gw, seharusnya ada seleksi yang ketat untuk memilih wakil rakyat atau pejabat
pemerintahan. Bukan hanya modal uang dan pencitraan. Jadi nanti konsepnya bukan
individual yang mencalonkan diri, tapi ada sebuat tim yang dibentuk oleh Negara
yang mana tim tersebut menyeleksi orang-orang yang pantas untuk duduk di
parlemen. Setelah semua profilnya terkuak sedetil mungkin baru, di
sosialisasikan ke masyarakat. Biar nanti masyarakat yang memilih berdasarkan
data yang ada.
Dan
lagi-lagi menurut gw itu lebih efektif, karena tujuan orang nantinya adalah
berprestasi di bidangnya. Jika dibutuhkan dan kelihatanya dia pantas, dia akan
di tarik oleh Negara untuk berbuat. Maka tidak akan ada lagi orang-orang ciprik
sok tau yang punya uang kampanye biar dirinya dipilih. Mungkin teori gw salah,
tapi biarlah, toh gw juga bukan orang yang original untuk membahas hal
tersebut. Hehe.
Karena
selama ini kita memilih orang bukan berdasarkan kapabilitasnya, tapi
berdasarkan citranya di masyarakat. Dan itu kamuflase.
Gw
jadi inget waktu nonton Mata Najwa, yang waktu itu bintang tamunya Bang Roma,
om deh pantesnya. Dalam hati gw miris melihat seorang Rhoma Irama ditelanjangi
di depan publik. Seharusnya, kalau emang bisanya nyanyi ya nyanyi aja. Ga usahlah
sok-sok an mau ikutan nyapres.
Gw
waktu itu sempet mikir, klo SBY aja yang bukan penyanyi selama menjabat bisa
ngeluarin empat album, tandanya Rhoma Irama yang Raja dangdut bisa dua atau
bahkan sepuluh kali lipatnya. Jangan-jangan motivasi sebenernya Rhoma Irama
nyapres dia cuma mau buktiin bahwa bukan SBY aja yang bisa bikin album sambil
jadi presiden dia juga bisa. Mau jadi apa Negara kita bung?





No comments:
Post a Comment