Wednesday, July 3, 2013

All About Original




Gw ga tau harus mulai dari mana. Yang jelas saat ini gw ga abis pikir melihat karakter bangsa Indonesia yang menurut gw semakin lama semakin ga jelas. Mau dibawa kemana bangsa ini oleh pemimpin-pemimpin kita, oleh para public figure kita, oleh siapa saja yang sedang berada diatas  yang sedang ongkang-ongkang kaki diatas kursi kekuasaan.
Mungkin karena kita tidak tahu sampai saat ini sebenarnya siapa yang harus disalahkan, atau karena kita semua merasa benar dan orang lainlah yang salah makanya sampai saat ini bangsa kita masih bisa dibilang belum berkembang dan masih terjajah. Mungkin secara fisik tidak, tapi dari segi moral, pemikiran, gaya hidup dan ekonomi, kita terjajah.
Atau mungkin karena orang sekarang sudah salah menempatkan diri, dimana seharusnya dia berada, berkecimpung dan berbuat untuk bangsa ini sehingga yang terjadi ibarat kata montir disuruh mengobati orang sakit ya tidak sembuh sembuh, dan hal ini merembet hampir ke semua bidang yang mana pada akhirnya semua aspek kehidupan menjadi tidak original. Dan itu diamini oleh kebanyakan masyarakat Indonesia.
Contoh kecil Ustadz, di Indonesia  ustadz yang KW alias palsu alias ga original, ini  lebih digemari dari pada ustadz yang benar-benar ikhlas dan memang kompeten bidangya.
Pernah waktu Ramadhan di rumah, kebetulan habis sholat subuh gw ga langsung tidur tapi gw masih mencet-mencet remote sambil nyari acara televisi yang asik. Tiba-tiba pas gw flick remote gw, yang muncul adalah sosok laki-laki, pakai busana muslim menor, ngomong depan penontonya yang mayoritas ibu-ibu,”jamaa…aa…ah! Alhamdu..lillah!”, gw rasa harusnya itu di mixing karena. Dan ketika itu gw langsung berfikir. Ini acara apa? Tausiah tapi ko ustadnya kayak Sailor Moon yang akan mengeluarkan kekuatan bulanya. Dalem hati,”salah gaul ni ustadz”.
Habis itu gw coba tonton beberapa menit, sebelum akhirnya gw ilfeel trus muntah paku. (Lho disantet dong!). Dan ternyata, inti dari omonganya dia bisa bikin penontonya ketawa, walaupun tindakanya konyol dan ga sesuai dengan label ustadznya. Dalem hati, “lo mau ceramah, apa mau stand up?”. Dan menurut gw itu acara tv nomer 1 yang paling ga original. Karena ga ada sama sekali pesan yang tersampaikan. Mau dibilang tausiah, tapi intinya dia bisa ngelucu. Mau dibilang acara komedi, tapi dibungkus pake tausiah udah gitu garing.
 Belum lagi ada Ustadz Cinta. Terus terang gw ga paham korelasi antara kata “ustadz” dengan kata “Cinta”. Kalau lw belum liat acara tv-nya yang ada dipikiran lw, sosok ustadz tersebut ga jauh dari laki-laki, karena dia ustadz, kalau perempuan ustadzah pastinya. Memakai baju putih-putih dengan bulu-bulu angsa, tapi kali ini keteknya terbuka dan di kepalanya memakai peci berbentuk mahkota. Membawa tongkat kecil yang di ujungnya ada bintang dan dia bersayap persis peri yang turun dari langit di iklan Axe. Lalu setiap acaranya dimulai sambil menghadap kesamping, mata kedap-kedip ke kamera, mulut mencibir-cibir tidak jelas, dan dengan keadaan seperti itu ia tetap memaksakan untuk berkata,”pemirsaaahh…akuuhh…adalahhh…ustadz chintaah…si penyebar virus antrax!”
Tapi untungnya tidak seburuk itu, acara tv ustadz cinta ini adalah acara ajang pencarian jodoh. Yang mana setelah sang pencari jodoh menemukan pasanganya, barulah ustadz Cinta tersebut muncul… jeng… jeng…jeng… “Pemirsaaaah… Allah SWT berfirman…”
Yah, walaupun tidak buruk, tetap aja menurut gw acara tv itu aneh, karena mayoritas wanita yang hadir atau jadi peserta belahan dadanya terbuka. Lalu dihadirkan Ustadz Cinta di tengah-tengah belahan dada (Lho dia ustadz apa liliput?). Mau dibawa kemana sebenarnya penonton acara tersebut. Apa mungkin maksudnya biar pada tobat gitu?
Karena dengan konsep acara seperti itu, maka ada tiga kemungkinan yang akan terjadi, positif, setengah positif setengah negatif dan negatif. Positifnya penonton akan matiin tv, ambil air wudhu, trus sholat tobat. Setengah setengahnya, itu adalah kemungkintan yang positif, cuma bedanya, setelah sholat tobat karena nanggung dia nonton lagi. Dan negatifnya, penonton akan berfikiran, “ah, melihat belahan dada itu ga papa. Itu buktinya ustadznya juga nikmatin ko”. Wew…!
Akhirnya muak dengan acara tersebut, gw flick remote gw dan yang muncul malah,” jamaaa…aaa…hhh! Alhamduu…lillah”.(gubrak)
Dan masih banyak lagi, spesies Ustadz-ustadz alay yang membuat jalan pikiran kita makin kacau, ada ustadz pantunlah, ustadz sulaplah, ustadz minta pulsa. (Oh, kalau yang itu mungkin sms hoax). Untung Ariel peterpan ga ikutan jadi uztadz juga sekeluarnya dari penjara, karena yang ada ustadz malah bikin band melihat posisinya diambil vokalis.
Dari ustadz, gw mau ngajak lw ngomongin pemerintah kita. Pemerintah kita sekarang juga udah ga original. Karena kita sekarang udah ga bisa bedain lagi mana yang pantas untuk duduk memerintah mana yang pantasnya hanya giling cabe di pasar. Semakin zaman kita hanya akan dipimpin oleh orang-orang bodoh berdasi. Sedangkan yang memang berkompeten, bersama kita menonton karena tidak punya uang.
Menurut gw, seharusnya ada seleksi yang ketat untuk memilih wakil rakyat atau pejabat pemerintahan. Bukan hanya modal uang dan pencitraan. Jadi nanti konsepnya bukan individual yang mencalonkan diri, tapi ada sebuat tim yang dibentuk oleh Negara yang mana tim tersebut menyeleksi orang-orang yang pantas untuk duduk di parlemen. Setelah semua profilnya terkuak sedetil mungkin baru, di sosialisasikan ke masyarakat. Biar nanti masyarakat yang memilih berdasarkan data yang ada.
Dan lagi-lagi menurut gw itu lebih efektif, karena tujuan orang nantinya adalah berprestasi di bidangnya. Jika dibutuhkan dan kelihatanya dia pantas, dia akan di tarik oleh Negara untuk berbuat. Maka tidak akan ada lagi orang-orang ciprik sok tau yang punya uang kampanye biar dirinya dipilih. Mungkin teori gw salah, tapi biarlah, toh gw juga bukan orang yang original untuk membahas hal tersebut. Hehe.     
Karena selama ini kita memilih orang bukan berdasarkan kapabilitasnya, tapi berdasarkan citranya di masyarakat. Dan itu kamuflase.
Gw jadi inget waktu nonton Mata Najwa, yang waktu itu bintang tamunya Bang Roma, om deh pantesnya. Dalam hati gw miris melihat seorang Rhoma Irama ditelanjangi di depan publik. Seharusnya, kalau emang bisanya nyanyi ya nyanyi aja. Ga usahlah sok-sok an mau ikutan nyapres.
Gw waktu itu sempet mikir, klo SBY aja yang bukan penyanyi selama menjabat bisa ngeluarin empat album, tandanya Rhoma Irama yang Raja dangdut bisa dua atau bahkan sepuluh kali lipatnya. Jangan-jangan motivasi sebenernya Rhoma Irama nyapres dia cuma mau buktiin bahwa bukan SBY aja yang bisa bikin album sambil jadi presiden dia juga bisa. Mau jadi apa Negara kita bung?


    
 

No comments:

Post a Comment