Monday, May 20, 2013

Dikerjain




Ga terasa udh ketemu jum'at lagi. Telalu cepat rasanya hari untuk dilalui begitu saja. Bebicara hari jum'at jadi teringat kejadian beberapa minggu lalu yg belum sempat ku abadikan...
Waktu itu seperti biasa, sebagai seorang muslim laki-laki aku menjalankan kewajibanku yaitu menunaikan ibadah sholat jum'at. Karena waktu itu aku masih harus mengikuti ujian susulan di hari selasanya maka aku datang ke masjid agak sedikit lebih pagi dari biasanya, maksud hati sembari ingin mengulang pelajaran sebelum khotib naik ke mimbar.
Setelah menunaikan sholat tahiyatul masjid aku langsung duduk dan membuka buku. Tapi memang dasar setan terlalu bnyak akalnya untuk membuat manusia lalai. Maka seketika aku sudah menyetel posisi duduk menjadi default mode secara otomatis mataku langsung mengantuk tanpa bisa diajak kompromi dan tidak lama kemudian......Zzz.....Zzzz...ZzZz!!
Allahu Akbar2x suara adzan berkumandang dan seketika itu juga aku terjaga. Kulihat di sekelilingku sudah bnyak orang yg memenuhi shaf shaf kosong di masjid Jami' Tareem. Sambil masih setengah sadar aku melihat ke samping kanan dan kiriku. Betapa kagetnya aku ketika tahu bahwa disamping kiriku ada seorang anak balita kulit hitam tersenyum kepadaku ketika aku menatapnya. Mungkin akan terlihat lebih menggemaskan jika kulitnya sedikit lebih terang.
Sejenak kuperhatikan anak itu, ternyata lucu juga. Di samping kiri balita tersebut ada anak laki2 juga, kira-kira 3 th lebih tua dari balita tersebut. Bisa aku asumsikan bahwa dia adalah kakaknya, karena setelah kulihat bentuk dan warnanya tidak jauh berbeda.
Mereka terlihat akrab, sama-sama memakai gamis warna putih, peci putih, dan sama-sama makan jagung. Yang membuat aku merasa kasihan ternyata jagung yang mereka makan itu mentah. Aku menjadi tidak habis fikir. Apa mungkin karena di sini tidak ada bioskop makanya mereka memanfaatkan momen jumatan buat makan jagung, tapi kan ga jagung mentah juga. Ah sudahlah... Selagi mereka nyaman dengan keanehan tersebut, aku hanya bisa menonton, tidak lebih.
Ada yang lucu dari pemandangan tersebut. Karena keadaan dalam masjid menuntut untuk tenang ketika khotib sedang berbicara, cara mereka menikmati jagung mentah pun harus disesuaikan. Perlahan sang adik mengambil jagung, lalu memotek bijinya satu, dua, tiga biji lalu memakanya diam-diam. Berbeda dengan adiknya, sang kakak yang aku rasa lebih berpengalaman dalam trik makan jagung ketika jumatan, memasang mimik marah menatap adiknya, serta mengisyaratkan jari telunjuk kanan ke bibirnya seakan menyruh adiknya untuk diam, tapi tangan kirinya merogoh plastik hitam berisi jagung. Lalu setelah memastikan beberapa biji jagung terpotek dengan sigap ia memindahkanya ke tangan kanan yg sebelumnya masih di bibir, lalu memakanya. Sungguh licik.
Melihat kejadian itu aku hanya bisa tertawa geli dalam hati. Tidak dimana-mana kakak selalu memanfaatkan adiknya, dan bodohnya tidak dimana-mana namanya adik selalu mudah tertipu. Jadi bagi yang terlahir sebgai adik. Berhati-hatilah dengan kakak-kakak kalian. Ups...tapi tidak denganku, karena aku selalu sayang kepada adikku. Hehe.
Tak lama kemudian, iqomahpun dikumandangkan. Sang adik sholat di samping kiriku sedangkan sang kakak maju kedepan mengisi shaf yang kosong.
Seusai sholat kutatap balita hitam disamping kiriku karena itu bersamaan dengan ucapan salamku, dan ternyata untuk kesekian ia tersenyum kepadaku. Sungguh murah senyum. Tapi sayang senyumnya tidak murni gerakan bibir tapi disertai jari telunjuk kanan terhisap di dalam mulut dan air liur bercucuran ke sekitar telapak tangan.
Lalu dengan wajah polos ia melepaskan jarinya dari dalam mulut dan seketika itu juga otakku meraba apa yang akan dilakukanya. Aku mencoba menyeleksi ribuan prediksi yg ada di kepalaku, tapi hanya satu yang paling kuat, yaitu si balita akan menjulurkan tanganya yg belumuran air liur lalu mengajakku salaman. Dan ternyata. Oh Tuhan. Prediksi ku tepat. Tapi mengapa untuk hal yg menurutku merugikan.
Maka dalam sekejap, bayanganku akan balita itupun berubah. Wajah hitam nan polos seketika berubah mimik seakan mengejek, sambil alis mata dimainkan, bibir bawah dicibir-cibirkan, dan tangan kanan terjulur kepadaku seakan berkata "calaman yuk kakak, wuhaha..ha..ha..ha..!!!"
Akhirnya dengan terpaksa, karena tidak enak menolak juluran tangan yang memberi salam disamping kurasa banyak mata yang memperhatikanku dari belakang, yang aku rasa dalam hati mereka juga ingin melepaskan tawa ketika aku bersalaman, maka dengan pasrah ku julurkan juga tangan ku menyambut tangannya. Plek! Tangan mungil yg basah itu pun akhirnya menempel dengan tanganku. Dan balita itu tersenyum manis. Tapi semanis apapun senyumnya yg ada di bayanganku ketika itu ia sedang tertawa menang seraya berkata, "wuha..ha..ha..ha... Lasain lo.....emang enak dikeljain anak kecil!"
Jadi pesan moral yang bisa diambil yaitu, ketika sholat jumat dan di samping kamu ada anak kecil, pindah tempatlah...! Karena hanya tampilanya saja yang lucu tapi sebenarnya ia ingin mengerjai kamu....


    
   

No comments:

Post a Comment