Aku
baru melapor ke paduka Gemini bahwa aku telah menemukan kepingan Geminiku yang
hilang. Dia begitu simetris denganku. Segelas cappuccino, cokelat, dan es krim
sudah cukup membuktikan bahwa dirinyalah yang selama ini aku cari. Setiap
sisinya selalu bisa berlipat denganku. Tawa, canda, dan rasa, semua bercampur
dalam alunan piano klasik plataran Romawi.
Pertemuanku
denganya adalah riak buih anggur Spanyol yang tertuang dalam cawan merkuri. Sederhana
di luar, tapi menyisakan mabuk menahun dalam labirin energi ilusi. Aku dan dia
adalah persamaan rumus dua variabel yang menyatu dalam satu garis sejajar ruang
harmoni halusinasi.
Saat
menatap jalan lurus ke depan aku mengira aku akan terus menggandeng erat
tangannya, menyusuri trotoar Semanggi dan berhenti sejenak di puncak Alaska
sambil bersamanya meneguk segelas jahe terbaik yang mengepul wangi. Mimpiku
sempat berkelana jauh menguap ke atmosfer khayalan balita nirwana. Memetik
butiran hujan lalu menjadikannya kristal di balut awan. Begitu indah dan
menjanjikan kebahagiaan.
Tapi
sepertinya selama ini aku lama tertidur, aku terbuai oleh tontonan opera sabun
bawah sadarku. Aku begitu menikmati kemesraan dalam tipu daya lingkaran kelabu
mata arca samudra biru. Padat. Singkat, hingga akhirnya aku terjaga bahwa kepingan
Geminiku sudah menemui batasnya. Kami berpisah dipersimpangan, lalu iya
meneruskan kisahnya dan aku menulis ulang kisahku.





gemini gemini kirain bahas tentang zodiak gemini :D
ReplyDeletehahaha.. itu sama kayak sagitarius juga bang.....prosa gitu deh..
Delete