Butiran salju masih menyisakan dingin di pelupuk rindu.
Aroma pinus yang bergentayangan tanpa pola di antara kastil-kastil Saturnus menghujam bulu kuduk menyayat sembilu. Telapak
dara tergores luka, masih terus bertahan menyusuri jalan dalam rongga ingatan
yang hampir saja habis diteguk bibir harapan. Pergi. Lalu kembali berubah
haluan berbalik menembus lembayung asa
di pucuk bereozka.
Semua berteriak. Hentikan! Namun ke dua cacing pita
berbalut wol domba tetap saja asik bernyanyi bisu diiringi harmonika musim
kelabu. Mereka menebar pesona dengan nyanyian cinta Rahwana di lumbung asmara. Aku
ikut mendengarkannya sambil lidahku bercengkrama dengan sepotong syrniki keju yang
di buat khusus oleh pujangga Kremlin. Ia begitu lembut, sehingga aku larut
dalam alamku tanpa peduli usus besar pujaanku dirajam nestapa lilin.
Ya, biarkan saja mereka bermetafora, mereka-reka
adegan di bawah temaram. Toh syirniki kejuku masih lebih layak dinikmati di saat secangkir janji telah berlumut dan tak
lagi berrima pasti. Campuran manis dan asin syrniki keju kuresapi, lalu
kubiarkan merasuk perlahan menembus kenangan dalam setiap kunyahan. Indah. Kemudian
hilang bersaama hembusan pilu ditombak penyamun palu.
Saat ini aku terpaku. Diam bersama syrniki kejuku yang
hanya sepotong. Tapi tak apa. Aku cukup bahagia. Menjalani hari sambil menghimpun
doa adalah hal terindah yang bisa aku persembahkan untuk tempat berpulang
bernama Istana.





syahdu sekali ki,:)
ReplyDeletemengingatkan dengan cara yang indah
yup....hehehe... semoga suka, makasi mas dah mampir.... hehehe
DeleteTerhanyut dan terbayang.....
ReplyDeleteBtw, syrniki itu apa, kak?
Syrniki itu pancake russia, macem2 rasanya.....diantaranya ada yang rasa keju juga..hehe.. makasi yaa De, dah mampir..
ReplyDelete