Bangun............!!! Bangun..............!!!
Untuk semua teman-teman sebaya, seangkatan, dan sezaman, baik sedikit lebih muda, atau pun sedikit lebih tua.
Bumi yang kita pijak sekarang sudah semakin tua. Lempengan-lempengan bumi, gunung-gunung, karang-karang di dasar laut, sudah tidak sekokoh zaman dahulu, jauh berabad sebelum nenek moyang kita lahir.
Sekilas, perubahan zaman, kemajuan teknologi, peningkatan pola pikir menyilaukan kita, seakan zaman akan berkembang pesat dan maju. Manusia di berbagai belahan dunia sibuk membuat mesin-mesin canggih, alat-alat baru, fitur-fitur cerdas yang menunjang kehidupan dan masih banyak hal lagi. Belum lagi jika kita berkunjung ke sebuah kompleks perumahan elite, kita akan menemui macam lain lagi dari sekian jenis manusia. Mereka sibuk, memperbesar dan memperindah rumah tinggal, bahkan ada yang berlomba-lomba membuat istana. Dan jika kita ingin melihat ki sisi jalan tol, tidak sedikit kita temukan mobil mewah yang harganya selangit melenggang kangkung dengan gagahnya.
Yaah.....!!! inilah potret kehidupan manusia akhir zaman, yang mana saya, Anda dan juga mereka adalah termasuk di dalamnya.
Saat ini kita terlalu sibuk mengurus urusan dunia, bekerja untuk dunia, dan berbuat untuk dunia. Padahal kalau kita mau sedikit merenung, bukan untuk itu kita tercipta.
Coba kita ambil potret orang yang sedang berlomba membangun istana. Akankah kuburan mereka sebesar istana yang mereka bangun. Akankah kuburan mereka seindah istana yang mereka hias. Dan akankah kuburan merka semegah istana yang mereka banggakan. Jawabanya, semua tergantung amalan mereka di dunia, yang jelas sebagai manusia hidup yang kita saksikan hanyalah lubang yang besarnya tidak lebih dari 2x1 meter persegi. Mereka pergi meninggalkan semua kemegahan dan tinggal di dalam sebuah lubang yang sangat sempit.
Jika kita ambil potret lain. Seorang yang sibuk mempercantik, dan merawat tubuhnya. Lalu dia pertontonkan ke halayak umum demi mendapat sanjungan dan pujian. Bukankah tubuh itu nantinya akan di gerogoti cacing tanah, dan habis tanpa sisa. Lalu apa yang di dapat kalau semua berakhir sama.
Kalau perumpamaan itu masih kurang, bolehlah kita ambil satu potret lagi. Seorang pengusaha yang mempunyai harta melimpah. Yang mana kekayaanya tersebar di seluruh penjuru dunia. Dan segala keinginanya terpenuhi. Apakah perutnya bisa di isi lebih dari sepiring nasi, kalaupun ia bisa menampung lebih, pastinya tidak akan lebih dari lima piring nasi. Lalu pada akhirnyapun mereka akan berakhir sama.
Hey...!! Bangun...!!! Bangun.....!!!
Bukankah perumpamaan itu tidak jarang kita mendengarnya, bahkan kita saksikan sendiri. Tanpa pandang buluh kematian menghampiri siapa saja.
Mungkin saat ini kita masih bisa tertawa, tersenyum dan sedikit gembira. Tapi hendaknya sebagai manusia yang sama-sama tidak tahu kapan ajal akan menjemput, kita meluangkan waktu sejenak, untuk berfikir, bermuhasabah, dan bertaubat kepada Sang Pencipta.
Kita hidup tidak lama kawan. Mau sepanjang apa pun umur kita, pastinya kita harus melewati satu hari untuk kematian. Dan itu pasti tak dapat di pungkiri.
Rosulullah SAW dalam sebuah makna hadits pernah bersabda: "Perumpamaan ku dengan dunia adalah ibarat orang yang sedang berjalan di musim panas, di tengah teriknya matahari, lalu ia menemukan sebuah pohon dan berteduh di bawah pohon tersebut. Dan setelah panasnya reda, orang itu berjalan lagi".
Imam Haddad dalam kitab hikamnya juga pernah berkata : "Sungguh aneh, melihat orang yang senang setiap harinya hartanya bertambah tapi umurnya berkurang".
Dunia ini penuh tipuan dan teka-teki. Menjadi pribadi yang prinsipil menjadi modal utama untuk mengarungi ganasnya lautan kehidupan. Jangan bosan-bosan menjadi orang baikm dan terus berusaha berbuat baik.
Semoga ada manfaatnya..............tulisan ini bukan menunjukkan penulis lebih baik, melainkan hanya sekedar mengingatkan dan mengajak............tidak lebih.
Untuk semua teman-teman sebaya, seangkatan, dan sezaman, baik sedikit lebih muda, atau pun sedikit lebih tua.
Bumi yang kita pijak sekarang sudah semakin tua. Lempengan-lempengan bumi, gunung-gunung, karang-karang di dasar laut, sudah tidak sekokoh zaman dahulu, jauh berabad sebelum nenek moyang kita lahir.
Sekilas, perubahan zaman, kemajuan teknologi, peningkatan pola pikir menyilaukan kita, seakan zaman akan berkembang pesat dan maju. Manusia di berbagai belahan dunia sibuk membuat mesin-mesin canggih, alat-alat baru, fitur-fitur cerdas yang menunjang kehidupan dan masih banyak hal lagi. Belum lagi jika kita berkunjung ke sebuah kompleks perumahan elite, kita akan menemui macam lain lagi dari sekian jenis manusia. Mereka sibuk, memperbesar dan memperindah rumah tinggal, bahkan ada yang berlomba-lomba membuat istana. Dan jika kita ingin melihat ki sisi jalan tol, tidak sedikit kita temukan mobil mewah yang harganya selangit melenggang kangkung dengan gagahnya.
Yaah.....!!! inilah potret kehidupan manusia akhir zaman, yang mana saya, Anda dan juga mereka adalah termasuk di dalamnya.
Saat ini kita terlalu sibuk mengurus urusan dunia, bekerja untuk dunia, dan berbuat untuk dunia. Padahal kalau kita mau sedikit merenung, bukan untuk itu kita tercipta.
Coba kita ambil potret orang yang sedang berlomba membangun istana. Akankah kuburan mereka sebesar istana yang mereka bangun. Akankah kuburan mereka seindah istana yang mereka hias. Dan akankah kuburan merka semegah istana yang mereka banggakan. Jawabanya, semua tergantung amalan mereka di dunia, yang jelas sebagai manusia hidup yang kita saksikan hanyalah lubang yang besarnya tidak lebih dari 2x1 meter persegi. Mereka pergi meninggalkan semua kemegahan dan tinggal di dalam sebuah lubang yang sangat sempit.
Jika kita ambil potret lain. Seorang yang sibuk mempercantik, dan merawat tubuhnya. Lalu dia pertontonkan ke halayak umum demi mendapat sanjungan dan pujian. Bukankah tubuh itu nantinya akan di gerogoti cacing tanah, dan habis tanpa sisa. Lalu apa yang di dapat kalau semua berakhir sama.
Kalau perumpamaan itu masih kurang, bolehlah kita ambil satu potret lagi. Seorang pengusaha yang mempunyai harta melimpah. Yang mana kekayaanya tersebar di seluruh penjuru dunia. Dan segala keinginanya terpenuhi. Apakah perutnya bisa di isi lebih dari sepiring nasi, kalaupun ia bisa menampung lebih, pastinya tidak akan lebih dari lima piring nasi. Lalu pada akhirnyapun mereka akan berakhir sama.
Hey...!! Bangun...!!! Bangun.....!!!
Bukankah perumpamaan itu tidak jarang kita mendengarnya, bahkan kita saksikan sendiri. Tanpa pandang buluh kematian menghampiri siapa saja.
Mungkin saat ini kita masih bisa tertawa, tersenyum dan sedikit gembira. Tapi hendaknya sebagai manusia yang sama-sama tidak tahu kapan ajal akan menjemput, kita meluangkan waktu sejenak, untuk berfikir, bermuhasabah, dan bertaubat kepada Sang Pencipta.
Kita hidup tidak lama kawan. Mau sepanjang apa pun umur kita, pastinya kita harus melewati satu hari untuk kematian. Dan itu pasti tak dapat di pungkiri.
Rosulullah SAW dalam sebuah makna hadits pernah bersabda: "Perumpamaan ku dengan dunia adalah ibarat orang yang sedang berjalan di musim panas, di tengah teriknya matahari, lalu ia menemukan sebuah pohon dan berteduh di bawah pohon tersebut. Dan setelah panasnya reda, orang itu berjalan lagi".
Imam Haddad dalam kitab hikamnya juga pernah berkata : "Sungguh aneh, melihat orang yang senang setiap harinya hartanya bertambah tapi umurnya berkurang".
Dunia ini penuh tipuan dan teka-teki. Menjadi pribadi yang prinsipil menjadi modal utama untuk mengarungi ganasnya lautan kehidupan. Jangan bosan-bosan menjadi orang baikm dan terus berusaha berbuat baik.
Semoga ada manfaatnya..............tulisan ini bukan menunjukkan penulis lebih baik, melainkan hanya sekedar mengingatkan dan mengajak............tidak lebih.