Friday, July 18, 2014

ATM Error di Luar Negri



Kebanyakan orang Indonesia banyak yang berpikiran bahwa tinggal di luar negri itu enak, bisa jalan-jalan, nikmati suasana baru, punya pengalaman baru, kenalan baru, gebetan baru de el el daaah pokoknya. Ya itu kalau mikirin enaknya aja, padahal sebenarnya gak selalu enak, suka dukannya tinggal di luar negri juga banyak. Kayak gue contohnya tinggal di Yaman, tipikal kota yang bisa dibilang potret Indonesia th 70-an menuntut gue untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan dan masyarakat dengan segala enak dan gak enaknya.
Terus terang tinggal di Negara yang satu ini butuh kesabaran extra, selain cuaca yang cukup extrim, dengan potret kota yang gue sebutin tadi, segala apa yang gak pernah-pernahnya terlintas di otak bisa terjadi di sini. Dan ketika sesuatu hal diluar kebiasaan terjadi, lalu kita protes terhadap keadaan tersebut, hanya satu kalimat yang akan mejadi jawaban atas protes kita, ‘hei Bung, Anda di Yaman!’.
Contoh kecil yang menurut gue diluar kebiasaan, posisi bonceng motor misalnya. Di Indonesia, biasanya kita sering melihat pasangan suami istri yang sudah punya anak satu atau dua kalau boncengan naik motor suaminya di depan bawa motor, anak di taruh di sebelah tengah, lalu istri di belakang. Dengan posisi ini keadaan si anak terjamin aman meski dia tertidur di motor. Ada juga posisi lain, yaitu istri di depan bawa motor, suaminya di belakang dan anak tetap diapit bonyoknya, tapi menurut gue hal itu bisa terjadi cuma kalau istrinya lebih perkasa dari suaminya.
Di Yaman, semua berbalik. Posisi boncengan di sini yaitu, suami di depan bawa motor, istri tepat dibelakang suaminya, dan anaknya di taruh di belakang, jadi istri yang diapit suami dan anaknya. Kalau anaknya dua, sedangkan salah satu dari mereka ada yang lebih besar, maka yang lebih bersar tepat dibelakang ibunya dan yang paling kecil duduk paling belakang. Entah pola pikir dari mana yang membuat mereka berbuat seperti itu. Tapi menurut asumsi gue, berbhubung nikah di sini lumayan susah karena biaya mahar yang selangit, makanya sang istri ditaruh tepat dibelakang suami, dan anak-anak biar ditaruh dibelakang. Maklum ibunya mahal, kalau anak bisa bikin lagi, hehe… Mungkin seperti itu, tapi itu cuma asumsi gue aja yang sampai sekarang masih tanda tanya, dan paling-paling kalau gue tanya jawabannya sama, ‘hei, Anda di Yaman!’
Nah belum lama ini gue baru aja mengalami kejadian yang paling sering terjadi di kalangan mahasiswa Indonesia yang belajar di sini yaitu ATM error alias ngadat gak mau muntahin duit yang udah gue pencet-pencet transaksinya.
Gak bisa dipungkiri, tinggal di luar negeri kita memang butuh banget dengan yang namanya ATM, karena biaya pengiriman uang lewat jasa pengiriman seperti Western Union tergolong cukup mahal, yaitu 10% dari uang yang dikirim. Jadi kalau dari Indonesia mau mengirim uang sebesar 1jt rupiah, biaya pengirimannya sebesar 100 ribu rupiah. Dan anehnya biaya pengiriman yang cukup fantastis itu hanya terjadi di Western Union di Indonesia, soalnya gue pernah mengirim uang dari Western Union di sini (Yaman) ke Indonesia, biayanya hanya 10$ USD berapapun jumlah uang yang dikirim. Dan itu berlaku ke semua Negara. Mau mengirim wesel 1000$ USD, biaya pengirimannya tetap 10$ USD. Teman gue juga pernah mengirim uang dari Malaysia lewat Western Union dan biayanya sama 10$ USD berapapun jumlah yang dikirim. Ya maklumlah Negara kita banyak kantong yang harus di isi, hehe…
Balik lagi ke ATM, jadi ceritanya, gue waktu itu pergi ke ATM untuk mengambil uang. Di sini kebetulan gue pake ATM Mandiri. Seperti biasa, sampe mesin ATM gue masukin kartu lalu gue pencet-pencet di mesin ATM sesuai dengan langkah-langkanya. Pas sudah selesai, kartu juga udah gue ambil, uang yang gue tunggu keluar gak keluar keluar. Tapi tulisan di layar mesin ATM memberi tahu bahwa transaksi telah berhasil. Otomatis panik dong gue, transaksinya berhasi tapi uang gak keluar.
Akhinya gue langsung sms nyokap minta tolong ngecek saldo rekening gue berkurang atau enggak. Berhubung waktu itu hari minggu, maka baru keesokan harinya nyokap gue bisa ngecek langsung ke bank.
Setelah dicek, dan hasil rekap dikeluarkan oleh pihak bank, ternyata waktu mesin ATM gagal muntahin uang gue saldo dalam rekening tetap berkurang. Haaaah….lumayan lemes gue waktu itu. Tapi kata nyokap gue yang laporan ke bank, in syaa Allah semua bisa diatasi dan uang masih bisa kembali. Oleh pihak bank nyokap disuruh membuat laporan tertulis untuk masalah ini, kebetulan waktu itu nyokap laporannya di bank Mandiri Cab. Cibubur. Laporan yang sudah dibuat di bank cabang akan diteruskan ke Bank Mandiri pusat, setelah dari pusat baru laporan akan diteruskan lagi ke bank luar negri. Dan semua itu memakan waktu kurang lebih 75 hari.
Menurut pihak bank, hal yang gue alami ini terjadi kemungkinan karena jaringan internet yang kurang lancar atau sedang tidak ada persediaan dollar di dalam mesin ATM.
Mungkin itu dulu yang bisa gue share di sini, semoga ada pelajaran yang bisa diambil, khususnya yang bagi yang  berada di luar negri, atau yang sedang bersiap-siap untuk tinggal di luar negri. Hehe..
  

2 comments:

  1. Hey, sedang studi di Yaman ya.
    Wah, menarik nih.
    :D

    ReplyDelete
  2. yup... hehe... makasi dah mampir...

    ReplyDelete