Tuesday, April 29, 2014

Nikah



Dulu waktu kecil gue paling seneng banget diajak ke pesta perkawinan, soalnya bakalan banyak makanan yang bisa gue makan. Gue paling suka sama pudding berlumuran fla yang selalu bikin gue belepotan tiap pulang pesta.
Sayangnya ga setiap ada kondangan gue diajak. Selalu ada aja alasan ortu buat ga ngajak gue saking takutnya bakal ngerepotin. Dan alasan yang paling ampuh yang sering dipake ortu, ‘anak kecil ga boleh masuk, kalau mau ikut tunggu di mobil sama supir’.
Semenjak doktrin ‘ga setiap pesta anak kecil boleh masuk’ bersarang di otak gue, selama duduk di bangku SD, tiap kali diajak ke pesta perkawinan gue selalu nanya, “anak kecil boleh masuk ga?” Bahkan sempet juga waktu ada temen gue yang ngundang ke pesta ulang tahun, gue melemparkan pertanyaan yang sama, “ini anak kecil boleh masuk?”
***
Nah sekarang gue mau ngomongin nikah, dan ngomongin nikah itu ga bakal bisa lepas dari yang namanya jodoh. Oya sebelumnya gue mau cerita. Belum lama ini akhirnya gue putus lagi. Dan untuk kesekian kalinya gue gagal membina hubungan untuk sampai kepelaminan. Padalah sama cewek yang terakhir ini gue udh ngerasa nyaman banget. Bisa dibilang kita punya banyak kesamaan dari segi visi, misi, dan pandangan hidup. Yaah, tapi yang namanya  jodoh sekali misteri tetap misteri. Manusia hanya bisa berikhtiar dan Allah lah yang menentukan.
Mulai saat ini gue putusin, gue udah ga mau lagi jatuh cinta sebelum menikah. Karena menurut pengalaman gue, jatuh cinta sebelum menikah itu sama kayak undian berhadiah, kita capek berusaha ngumpulin kuponnya, tapi hasilnya belum tentu. Dan lebih baik mengejari mimpi dulu, menikmati hidup dengan segala pengalamannya sebelum akhirnya memutuskan untuk membangun masa depan bersama orang yang akan di cintai sampai mati.
Gue mau cerita tentang pengalaman temen-temen gue menjemput jodohnya, ada yang berhasil, da nada juga yang gagal. Tetapi gagal, adalah pelajaran berharga untuk bisa menjadi benar. Oya, untuk nama semuanya gue samarkan. Hehe…
Dimulai dari temen gue Apem. Apem ini orangnya bisa dibilang cukup enak dilihat, hanya saja dia mengalami pemborosan di muka dan sedikit perluasan lahan di jidad. Jadi bisa dibilang tampangnya terlihat lima tahun lebih tua dari umur aslinya.
Sebelum berangkat melanjutkan studi di luar negri, Apem sudah dijodohkan dengan seseorang pilihan keluarganya. Tapi dia menolak dengan tegas, alasannya mau fokus belajar dulu, dan belum berpikiran untuk menikah.
Usut punya usut, ternyata, cewek yang dikenalkan ke Apem punya adik perempuan yang lebih cantik dari dia. Dan apem menaruh hati padanya. Jadi alasan dia ingin fokus kuliah dulu hanya kamuflase, supaya nanti ketika dia pergi, cewek yang dijodohkan ke dia sudah menikah, dan akhirnya dia bisa mendapatkan adiknya.
Setelah delapan tahun lebih di luar negri, akhirnya Apem pulang ke Tanah Air dengan sejuta harapan, sudah tidak sabar ingin meminang sang adik dari cewek yang ia tolak dulu. Tapi ternyata sesampainya di tanah air, sang kakak belum juga menikah. Dan Apem tidak punya alasan lagi untuk tidak menikahi cewek tersebut, karena alasannya masih mau meneruskan kuliah sudah basi dan berlumut. Akhirnya Apem pun menikah dengan cewek tersebut.
Lanjut ke temen gue yang ke dua, namanya Risol. Kalau dilihat dari tampangnya dia mirip banget sama Syeikh Paijo yang suka ngoleksi perawan, cuma bedanya dia agak sedikit pendek, jadinya dia lebih mirip Syeikh Paijo gagal orthopedi.
Nah, kisahnya Risol ga jauh beda sama Apem, dia mendambakan adik dari cewek yang dijodohkan ke dia. Tapi sayangnya setelah menolak kakaknya, adiknya malah menikah lebih dulu dan kakaknya belum. Lalu setelah Risol ingin kembali kepada tawaran pertama, kakaknya menolak. Dan akhirnya Risol patah hati lalu nekat mengakhiri kekurusannya dengang meneguk sebotol obat cacing. Jadilah Risol yang sekarang mirip Syeikh Paijo yang habis berendam minyak tanah.
Temen gue selanjutnya namanya Kroket. Kalau bilang tampang sih, bolehlah. Lumayan ganteng, putih, dan mirip Robi Tumewu, artis lawas yang main serial komedi Gara-gara. Yang tau, pasti seumuran sama gue atau lebih tua. Hehe…
Kisah yang dialami Keroket cukup sinetron abis dan agak kurang elit, yaitu berawal dari pertunangan Keroket dengan kekasih tercintanya sebelum ia melanjutkan studinya di luar negri.
Dan sebelum berangkat, “Neng, tunggu Aa yaa, Aa pasti pulang buat menyempurnakan separuh agama Aa bersama Neng”.
“Bener ya A, Aa pasti pulang. Neng akan selalu menunggu Aa sampai kapanpun, walaupun sangat berat bagi Neng untuk berpisah dengan Aa, karena separuh jiwa Neng ikut bersama Aa saat raga Aa jauh dari Neng”. Hueeeek…! Muntah paku gue dengernya.
Lalu merekapun menjalankan yang namanya long distance relationship, alias hubungan jarak jauh, dimana jarak menjadi jeda yang memisah sementara kasih sayang mereka.
Setahun berjalan, mereka masih mampu menjaga kepercayaan, “A, Neng kangen. Neng terus menunggu Aa. Aa jaga kesehatan ya di sana”. Hueeek…!
“Iya neng, Aa selalu merindukan bayang Neng dalam gugusan bintang yang bertaburan”. Hueeek…! Dia ga tau apa, berapa banyak nakhoda yang bakal tersesat kalau gugusan bintang membentuk rasi muka tunangannya.
Selanjutnya. Dua tahun berjalan. Rasa rindu yang ada dalam diri si Neng semakin membuncah. Ia sepertinya mulai tidak kuat disiksa nikmatnya merindu. Setiap malam ia mulai gelisah, dan tidak nyenyak tidur. Mungkin karena ia belum ganti pembalut.
Memasuki tahun ke tiga, Neng yang cantik jelita semakin tidak kuat, “A, Aa kapan pulang, neng ga kuat A menahan rindu terus-menerus. Aa tega membiarkan Neng kurus menahan lapar?” Nah lho, kurus mah makan atuh Neng!
“Sabar Neng, Aa pasti pulang”.
“Tapi Neng udah ga kuat A, Neng minta Aa lepasin Neng biar Neng ga terus menerus tersiksa seperti ini”.
“Yaah Neng, katanya Neng mau setia menunggu Aa? Tapi baiklah, Aa ga tega juga melihat Neng menderita, kalau itu mau Neng, Aa ga bisa maksa. Mulai sekarang Neng bebas. Semoga Neng bahagia yaa”.
“Makasi, A, semoga Aa juga lancar ya studinya”.
Setahun kemudian Kroket pun pulang dari studinya di luar negri. Dan ternyata sesampainya di kampung halaman, Neng yang dulu minta dilepas belum juga menikah.
“A, Aa masih mau sama Neng?”
“Neng, Neng kemaren minta dilepas, yaa Aa lepas. Tapi Maaf Neng, Aa tidak bisa mengikat kembali apa yang sudah terlepas. Biar kita tempuh jalan kita masing”. Huueeek…! 
Dan kabar terakhir yang gue terima, Kroket masih nyari-nyari pendamping hidup dan belum ketemu yang pas. Setiap kali kenalan, selalu ga cocok. Dia jadi lelaki pemilih yang sedang mencari bidadari pembantu surga.
Nah, sekarang temen gue yang terakhir, ini sedih banget kisahnya. Dia cewek, imut, manis, jenius, muslimah. Pokoknya semua laki-laki pasti sukalah sama dia. Namanya Kokom.
Jadi ceritanya si Kokom punya pacar, dan ia berpacaran sudah hampir empat tahun lebih. Selama pacaran empat tahun si Kokom ini ternyata digantung tanpa kepastian sama pacarnya. Hanya janji-janji palsu saja yang dibual oleh pacarnya.  Ditambah lagi Kokom disuruh mengaku bahwa ia dan pacarnya bertatus tunangan supaya si Kokom ga ada yang ganggu. Gila ga tuh pacarnya, udah ga bisa ngasih kepastian, nyuruh ngaku udah tunangan pula. Sarraaap!
Belum lama ini, Kokom curhat ke gue tentang permasalahan yang sedang dihadapinya.
Kokom: Jadi gimana Fik, masalah gue? Gue dah coba ngertiin dia, setia nunggu dia sampe empat tahun gini, tapi apa coba balesannya ke gue? gue digantung tanpa kepastian. Setiap kali gue tanya, ‘A kapan atuh neng dilamar?’ jawabanya selalu aja, ‘sabar, sabar, dan sabar’.
Gue: Yaa elo sebagai cewek juga harus tegas Kom, dia ngegantung lo empat tahun tanpa kepastian, itu tandanya dia udah nyakitin elo. Dia ga cinta sama elo.
Kokom: Iya, tapi dia bilangnya pasti nikahin gue, Fik! Dia bilang dia cinta sama gue. Dan keadaan gue sekarang semakin sulit.
Gue: Sulit apanya? Lo tinggal bilang ke dia, “Aa kalau ga melamar neng bulan ini, kita putus”. Dan lo jangan percaya lagi sama janji-janji palsunya. Empat tahun itu udah terlalu lama untuk bersabar, emangnya kita vampire twilight apa bisa nunggu seribu tahun? *nyanyi: I’ve died every day waiting for you…dst*. Cinta itu jelas dan pasti Kom, kalau ga pasti dan ga jelas tandanya bukan cinta, gitu kata om Mario.
Kokom: Tapi gue suka kasian liat dia. Orang kalau gue ngambek dikit aja dia langsung kayak orang stress. Galau, trus guling-gulingan di pasir ga pake baju. Jadi gue di depan dia harus selalu ceria, sedangkan gue butuh bahunya yang tegap buat menampung semua keluh kesah gue.
Gue: Ya ampun Kom, elo kesian sama dia tapi ga kesian sama diri elo sendiri, sama keluarga elo, sama masa depan elo. Masa depan lo bakalan lebih baik kalau elo ninggalin dia. Kalau kasusnya udah kayak gitu, dia cuma laki-laki penakut yang ga punya prinsip. Elo ga bisa lagi mengandalkan bahunya yang tegap untuk berteduh,  yang ada dia yang bergantung sama elo bukan elo yang bergantung sama dia. Jadinya kebalik siapa yang cowok siapa yang cewek.
Kokom: Iya sih, tapi nyokapnya juga suka ngebujuk gue supaya jangan ninggalin dia Fik. Gue kan juga jadi dilemma.
Gue: Laah, elo gimana sih, itu ngapain coba nyokapnya minta lo jangan ninggalin, tapi ga nyuruh anaknya buat ngiket elo? Udahlah, buat apa coba lo ngorbanin semuanya, wasting time, buat orang yang sama sekali ga sayang sama elo, dan ga peduli sama kehidupan elo. Waktu terus berjalan Kom, dan kita tambah tua. Iya kalau dua tahun kedepan omongannya bisa dipegang dia bakal ngawinin elo, kalau lihat yang lebih bening gimana? Dia paling cuma bisa bilang, “maaf Kom, mugkin kita belom jodoh”. Lagian pacaran apaan coba yang nunggunya kudu sampe 6 tahun.
Kokom: Iya Fik, gue bakalan tegas sama dia. Tapi Fik?
Gue: Apalagi? Semuanya udah jelas. Dia ga sayang sama elo! Ngerti! Sekarang tugas lo cuma harus tegas ke dia, habis itu move on membenahi diri untuk masa depan yang lebih baik. Percaya, masih banyak laki-laki baik yang mau sama elo. Laki-laki baik itu datang dengan cara yang baik, Kom. Kalau memang dia ga mampu, dia akan membiarkan lo bahagia dengan orang lain, bukan malah Menggantung elo empat tahun. Itu bukan tanda cinta, tapi dia menyiksa lo pelan-pelan. Lo merasa tersiksa kan?
Kokom: Iya Fik, gue bakalan tegas kali ini.
Akhir cerita Kokom pun putus dengan pacarnya. Ga bisa dipungkiri, putus dari hubungan yang cukup lama itu memang menyakitkan. Tapi akan lebih menyakitkan lagi jika tetap bertahan dalam hubungan yang penuh ketidakpastian.
Saran gue buat temen-temen yang sedang mengalami nasib yang sama seperti Kokom, tegaslah dalam menjalin hubungan. Jangan pernah mau disuruh ngaku sudah tunangan padahal masih pacaran, itu sama aja nyiksa diri sendiri, karena cowok yang menyuruh kekasihnya mengakui setatus palsu hanya laki-laki pengecut yang ga bisa menjamin kebahagiaan pasangannya.
Terakhir gue mau ngutip status facebook sahabat gue, ‘jika tidak mampu membahagiakan seseorang, paling tidak jangan membuatnya bersedih dan terluka’.   

Saturday, April 5, 2014

Let it go



Beberapa hari yang lalu, temen gue nanya gini ke gue, “Fik, lo tau lagu let it go ga?” gue yang waktu itu lagi sibuk ngetik langsung spontan jawab, “waduh ga tau, emang siapa yang nyanyi?” 

“Nah itu dia gue lagi nyari, ponakan-ponakan gue nih di indo pada bisa nyanyi gituan”, jawabnya lagi. 

Ga lama setelah itu gue coba nyari simpenan video klip di laptop gue, dan ternyata gue nyimpen tapi belum pernah dengerin sama sekali. Akhirnya gue coba nanya ke dia sambil muterin video klipnya, “yang ini bukan lagunya?” 

“Nah iya tuh, bener, itu siapa yang nyanyi?”

“Demi Lovato”, jawab gue singkat.

Saking penasarannya, gue coba dengerin lagunya sambil googling liriknya. Dan menurut pengamatan gue, lagu ini lumayan susah untuk dihafal anak kecil, mending dia belajar sholawat nariyah atau ngapalin Asmaul Husna dari pada ngapalin lagu susah kayak gini. Tapi herannya kenapa ponakan-ponakan temen gue pada hafal.
Habis dengerin beberapa kali gue coba komentar ke temen gue, berhubung kita emang penikmat lagu sama lirik-liriknya.

“Lagunya susah bro…!” kata gue ke temen gue.

“Emang, tapi arti dari liriknya keren lho, pantesan aja ponakan gue pada hafal”.

“Masa sih, ko gue ga ngerti, ini maksudnya tentang apa yaa?”

“Wah, panjang deh, pokoknya keren, lo buka kamus aja?” Dalem hati: kampret, bahasa Inggris gue ga ancur-ancur banget kali, emang sih jarang dipake, tapi buat dengerin percakapan film kartun sama lirik lagu ga harus sampe buka kamus juga.

Karena gue masih penasaran, gue coba tanya lagi ke dia, “bukannya ini soundtrack film kartun gitu yaa? Lo udah nonton filmnya?”

“Belom, emang itu soundtrack film apa?”

“Laaaah?”

Gue malah makin bingung jadinya, si kampret bisa paham lirik lagunya padahal belum nonton filmnya. Tapi dari premis yang ada bisa gue tangkep, kalau ponakannya dia taunya cuma reffnya aja dari lagu itu. Bahkan ga sampe reffnya, tapi kalimat depannnya aja, “let it go… let it go…”, udah.

Nah, semalem akhirnya gue nemu  ni film. Soalnya selain penikmat lagu, gue juga penikmat film kartun. Ternyata beneran asik filmnya, lucu, romantis, dan lumayan banyak pelajaran yang bisa diambil. Dan baru setelah itu gue ngerti maksud dari lagu yang dinyanyin sama Demi Lovato di film itu.

Gue suka banget sama filmnya. Buat yang belom nonton gue saranin nonton dah, judul filmnya Frozen. Atau jangan-jangan gue yang telat yak…hehe.. Maklum, di tempat gue rada kurang apdet.

Gue suka pas adegan Ana curhat sama prince Hans yang terus akhirnya mereka nyanyi ‘Love is an open door’, dan akhirnya Prince Hans ngelamar Princess Ana buat jadi istrinya. Tapi Queen Elsa ga setuju kalau mereka menikah. Karena menurut dia, menikah itu ga sembarangan, kita ga bisa ketika bertemu orang yang baru kita kenal hari itu dan mengajak menikah langsung kita terima. Jatuh cinta yang terburu-buru itu tidak baik, biarkan perkenalan lebih dalam merajut cinta yang tulus.

Yang gue suka juga dari film ini ending yang ditebak sama penonton di akhir dipelesetkan. Ternyata yang menyelamatnkan Princess Ana dari kebekuan abadi bukan ketulusan cinta dari seorang pria, akan tetapi dari Queen Elsa, saudaranya sendiri. Elsa begitu mencintai dan menyayangi saudaranya Ana, dan begitu juga sebaliknya. Gue suka banget, film ini ngasih pelajaran, bahwa cinta itu ga melulu antara sepasang kekasih, sampai-sampai kadang ada yang saking cintanya sama pasangannya lupa kalau dia punya keluarga yang juga berhak atas cintanya. Mencintai semua orang disekeliling kita dengan tulus adalah bagian dari kewajiban mencinta dalam hidup. Dan jangan lupa, mencintai Allah dan Rosul-Nya, adalah puncak tertinggi dari hakikat cinta.

Terakhir, kutipan yang paling keren menurut gue dari film ini, ‘only an act of true love will thaw a frozen heart’. Setiap hati yang beku bisa luluh dengan kekuatan tulusnya cinta. Ini dalem banget, berlaku di kehidupan kita dalam berhubungan, baik secara horizontal, vertikal, maupun diagonal. Can I say something crazy? Hehe…


Wednesday, April 2, 2014

Dimensi Tak Terhingga



Udah lama banget rasanya ga blogging lagi… hehe. Maklum dah blogger abal-abal Kw 39 yang seharusnya  udah ga beredar lagi di pasaran. Bisa nulis klo lagi ada mood aja, ga konsisten dan ga punya komitment. Ditambah lagi nasib sebagai mahasiswa rantau yang harus mencari sampingan karna ga bisa sepenuhnya mengandalkan beasiswa, gue menambah pemasukan dengan berprofesi sebagai tukang ketik, haha… ciprik banget sih, tapi Alhamdulillah, kemampuan yang gue punya ga semua orang punya. Karena ga semua orang Indonesia ternyata bisa mengetik arab dengan cepat. Walaupun akhirnya gue harus rela, sekarang jari-jari gue kayak udah kedefault keyboard arab gitu. Jadi harus sedikit adaptasi lagi untuk ngetik tulisan latin.

Kali ini gue mau ngajak temen-temen pembaca blog buat muhasabah kecil-kecilan aja, yaa semoga aja ada manfaatnya. Hehehe… berhubung yang gue ketik kebanyakan manuscript ulama Islam era 1100 sampe 1300 an hijriyah, gue ngambil sedikit pelajaran dari mereka. Ternyata budaya menulis dalam Islam udah ada sejak lama. Karena ulamanya senantiasa melestarikan ilmu yang diwariskan turun temurun dari Nabi kita Muhammad  Saw sampai zaman kita ini. Dan menurut survey, dari sekian banyaknya agama di dunia, Islamlah yang memililki peninggalan manuscript terbanyak yang sampai sekarang masih banyak yang belum di ketik ulang.

Dari sedikit manuscript yang gue ketik, gue mikir, ini ulama dulu ga ada kata bosen apa ya pas nulis? Karena nulisnya pasti harus pelan-pelan dan teliti, sebab bahan yang dipakai adalah kertas kayu dan tinta, kalau salah ga bisa dihapus, yang ada ganti kertas. Tapi mereka tetap menulis, menyebarkan ilmu, dan menuntun kepada kebenaran, baik itu tulisannya di bidang Fiqh, Tafsir, atau pun tasawwuf. Sedangkan kita sekarang, menulis terkadang ga murni ingin memberi manfaat untuk pembaca, tapi ada kepentingan lain. Hehe…

Oya, belom lama ini, pas waktu ngantuk-ngantuknya di ruang kuliah, entah karena apa dosen gue yang dari Syiria nulis sesuatu di white board, kurang lebih begini gambarnya :
Ada yang tau ini gambar apa? Sebenernya gue juga bingung secara dia tadi panjang lebar ngebahas materi dirosah ushuliyah (yaitu pembahasan tentang Ushul Fiqh lintas madzhab) ko tiba-tiba malah gambar. Berhubung waktu itu itu gue setengah sadar jadi gue kurang nyambung sama cerita sebelumnya. Biasalah, orang kalau terlalu konsentrasi dampaknya cuma dua, kalau ga tambah semangat ya ngantuk, dan gue termasuk yang ke dua, hehe..
Jadi awalnya, dosen gue cerita, kalau dulu dia pernah ngajar di sekolah umum di Syiria yang mana ternyata di sana ga semuanya memeluk agama Islam, sedangkan dia di suruh mengajarkan materi dirosah Islamiyah (pelajaran agama Islam).
Akhirnya pas udah masuk kelas, murid-muridnya masih pada ribut seakan kurang setuju di berikannya materi Dirosah Islamiyah ke pada mereka. Karena dosen gue orangnya juga keras, di ga peduli, apapun yang terjadi dia harus masuk dengan segala prinsip, materi, dan logika yang dia miliki.
Ketika dia duduk di bangku guru, sebagian murid masih ribut, sebagian lain yang beragama Islam duduk tenang menghormatinya. Wajahnya yang tampan, dengan janggut lebat menghiasi mukanya sebenarnya sudah cukup membuat ia terlihat berwibaya, tapi tatapan tajamnya tetap ia hujamkan ke seluruh penduduk kelas untuk menenangkan suasana kelas. Apalagi ini awal pertama masuk kelas, seorang guru pastinya harus punya daya tarik tersendiri di depan muridnya.
Setelah suasana tenang ia mulai mengeluarkan suaranya, “saya tidak minta kalian menghormati saya, ataupun pelajaran ini. Sekarang masukkan semua buku kalian ke dalam laci dan saya minta untuk kali ini dengarkan apa yang akan saya bicarakan”, katanya kepada seluruh murid di kelas tersebut.
Lalu dia menggambar apa yang seperti tergambar di atas dan menjelaskannya. Kelas pun hening.
“Kalian tau ini apa?” tanyanya kepada murid sekalian, dan ia pun melanjutkan perkataannya. “Titik yang pertama, adalah titik dimana kita lahir, dan titik yang kedua adalah titik di mana kita mati, lalu garis panjang ini adalah perjalanan kita setelah kematian. Jika kalian belajar matematika, pastinya kalian tau, tanda apa di ujung panah tersebut, apa artinya?” ia seakan bertanya lalu menjawab pertanyaannya sendiri, “artinya tak terhingga”.
“Jadi hidup yang kita jalani hanyalah perpindahan dari satu titik ke titik lain, lalu setelah itu, kita memasuki dimensi tak terhingga yang kekal abadi. Maka saya minta setelah ini kalian berfikir, untuk apa wujud kalian, apa yang sebenarnya kalian cari, dan yang paling penting bagaimana kalian akan menjalani kedhidupan di dimensi tak terhingga”.
Setelah perktaannya tersebut kelas menjadi tenang dan pelajaranpun tersampaikan tanpa ada sedikitpun ocehan dari murid yang berbeda keyakinan. Apakah akhirnya semua muridnya masuk islam gue juga kurang tau, karena cerita habis sampai di situ.
Dari penggalan cerita diatas gue cuma mau ngajak temen-temen pembaca aja, dan sebenernya tulisan ini buat gue sendiri untuk bisa memperbaiki diri di sisa umur yang udah diberikan Sang Pencipta kepada kita.
Jika analogi kehidupan yang kita jalani hanyalah perpindahan dari titik satu ke titik lainnya yang sangat berdekatan, maka susah dan senang yang kita rasakan hanya sekejap jika dibandingkan dengan keabadian akan kita jalani nantinya.  Gue jadi inget kata nyokap, "kalau yang fiki kejar akhirat, dunianya nanti ngikut, tapi kalau ngejar dunia, hidup itu cuma sementara", makanya nyokap selalu bilang juga bahwa segala apa yang kita miliki ini untuk dinikmati serta disyukuri. Saat kita punya uang lebih jangan sampe habis tanpa ada manfaat sedikitpun.
Sebagai manusia ga gue punggikirin, salah dan dosa gue numpuknya ngelebihin harta koruptor terkaya sedunia, tapi biar begitu, kita ga bisa terus terpaku kepada kesalahan dan lupa bahwa kita punya Tuhan yang Maha Pengampun yang selalu menerima setiap hamba yang datang kembali kepada-Nya.
Pernah ngerasa ganjil ga? Kita sering ngaku sayang kepada pasangan, teman, atau saudara sekalipun, tapi wujud sayang kita hanya sebatas hal-hal sementara. Kita sering takut kalau pasangan kita lupa makan sehingga kadang kita sering mengingatkan, “sayang kamu udah makan? Jangan lupa minum vitamin ya! I love u”, begitu juga kepada teman. Atau contoh lain orang tua kepada anaknya, “Uang kamu masih ada nak?” atau hal-hal lain yang kita asumsikan itu penting padahal tidak terlalu, karena ada hal penting yang harus diingatkan dan saling mengingatkan, misalnya, “Sayang kamu udah sholat subuh?” atau, “nak, hari ini kamu sudah baca Qur’an”.
Nah jika konsep sayang kita selama ini hanya sebatas hal-hal tersebut, maka kita belum sepenuhnya sayang, hehe… itu menurut gue. Karena kalau beneran sayang kita ga akan rela dia masuk neraka karena kita lupa mengingatkan, kita ga akan rela dia dihukum karena lalai dan begitu juga sebaliknya. Sebab sebagai manusia yang akan abadi di akhirat, konsep sayang kita juga harus jauh sampai ke keabadian tersebut. Karena nanti di akhirat antara sesama teman saling bermusuhan kecuali mereka yang menjaga hak-hak Allah dalam pertemanannya.
Gue ga abis pikir sama pasangan yang sekarang lagi ngetrend hamil di luar nikah, akibat pergaulan bebas yang kacau balau. Untuk membuktikan cintanya, si cewe harus rela berhubungan badan sama cowonya. Dan selalu kata-kata yang di pake sama cowo2 ga bertanggungjawab, “kamu cinta sama aku ga sayang?” terus cewenya bilang, “ya iyalah sayang”, lalu cowonya nimpalin, “kalau begitu buktikan dong sayang”, lalu terjadilah. Dan pas udah jadi anak, lakinya kabur, cewenya cuma bisa nangis di kamar. Nah, seperti itulah kemungkinan terburuk jika konsep sayang yang kita terapkan bukan konsep sayang yang abadi.
Begitu juga dengan konsep harta, ilmu, dan hidup secara keseluruhan, sudah seharusnya kita berfikir, bagaimana harta, ilmu, dan hidup yang kita jalani ini bermanfaat bagi kita ketika kita nanti memasuki dimensi tak terhingga dimana semua kebenaran terungkap tanpa ada sedikitpun dusta bisa bermain di dalamnya.
Maka dari itu sob, mulai dari sekarang, mumpung nafas belum sampai di kerongkongan, kita sama-sama memperbaiki diri, berfikir panjang tentang konsep hidup yang kekal, lalu menjadikan setiap apa yang sedang kita kerjakan menjadi bekal memasuki gerbang dimensi tak terhingga. Agar kebahagiaan yang kita rasakan tidak hanya di dunia tapi juga sampai ke akhirat.
Sekarang pola pikir manusia pada umumnya sudah mulai menyempit, lupa arah dan monoton. Sejak dari TK otak kita di doktrin gimana caranya punya pacar cepet, trus nikah. Percaya atau enggak semua media audio visual menyuarakan doktrin yang sama, sampai sampai film kartun Dora punya saingan Diego yang diisukan kelak Dora dan Diego akan menikah, nah lho. Mulai dari kecil otak kita diracuni dengan hal-hal romantisme semu. Ga heran kalau sampai sekarang bangsa kita belum maju, sebab pola pikir anak bangsanya ga lebih baik dari rantai makanan di kelas biologi, yaitu : sekolah – kerja – nikah – punya anak, lalu anaknya juga berfikiran seperti itu, dan terus sampai tujuh turunan berpikir dengan cara berfikir yang sama.
Gue juga sempet bertanya-tanya sama orang yang bertujuan menikmati masa pensiun dengan nyaman. Yaa… ga ada salahnya dia bertujuan seperti itu, tapi jika otaknya berpikir jernih, untuk apa dia menghabiskan berpuluh-puluh tahun mencari harta yang untuk dinikmati paling lama 20 th, setelah itu ia terkubur bersama harta-hartanya. Sebagai orang yang belajar bijak, tidak seharusnya kita berfikir seperti itu, karena lebih baik kita berusaha seumur hidup, untuk bahagia di kehidupan yang kekal, dan itu adalah sebaik-baiknya pensiun.
Hidup yang baik dan berkualitas dimulai dari pola pikir yang sehat, pola pikir yang sehat akan terwujud dari hati yang bersih, hati yang bersih bersumber dari niat yang suci, dan niat yang suci harus diteruskan dengan perbuatan baik. Maka dari itu, sama-sama kita perbaiki hidup kita, mulai dari sekarang dengan apa yang bisa kita lakukan. Pasang tekad yang kuat, karena setiap niat baik pasti ada cobaannya.
Jangan pernah putus asa terhadap dosa yang menumpuk, karena kita punya Tuhan yang Maha pengampun. Tapi jangan sekali-kali memanfaatkan sifat pengampunnya Tuhan untuk lalai dalam dosa karena harus diingat azabnya sangat pedih. Semoga hari-hari kita bisa lebih baik lagi dan lebih berkualitas buat sesama. Amin.